Trotoar, Es Kopi, dan Semangat Mengabdi

Rabu, 3 Juni 2025 – 14:37 WIB.
Siang bolong, matahari lagi galak-galaknya. Tapi di sela panas yang menyengat, terlihat dua sosok berseragam rapi sedang duduk santai di trotoar Surabaya. Satu tangan memegang gelas es kopi, satu lagi sesekali mengipasi diri. Mereka adalah Mas Fikri dan Mas Bram, sedang melaksanakan Surat Tugas alias Dinas Luar.

Tak semua dinas luar itu adem di hotel atau ngantor di ruangan ber-AC. Kadang juga harus siap diterpa debu, peluh, dan sinar matahari yang tajam. Tapi dari sinilah pengalaman-pengalaman berharga lahir — dari jalanan, dari interaksi langsung, dari dinamika nyata yang tak tertulis di buku panduan.

Panas, Boss!” kata Mas Fikri sambil menenggak sisa es kopi terakhirnya. Tapi di balik lelah dan terik, ada rasa syukur yang tak bisa disangkal. Bisa belajar langsung, bisa melihat proses di lapangan, dan yang paling penting: bisa keluar sejenak dari rutinitas dan menyerap perspektif baru.

Dinas luar mengajarkan bahwa pekerjaan bukan sekadar duduk di balik meja. Ia adalah tentang adaptasi, komunikasi, dan ketekunan. Tentang bagaimana menjaga sikap walau badan gerah, tetap ramah meski kaki pegal, dan terus profesional walau hati pengin rebahan.

Dan di akhir hari, ketika tugas selesai, duduk sebentar di bawah rindang pohon pinggir jalan sambil ngopi… rasanya seperti hadiah kecil yang patut disyukuri.

Scroll to Top