OJK: Literasi Keuangan Pria Lebih Tinggi dari Perempuan, Kok Bisa?

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru saja merilis hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025. Salah satu hal menarik dari survei ini adalah perbedaan tingkat literasi keuangan antara laki-laki dan perempuan.

Hasilnya? Tingkat literasi keuangan laki-laki tercatat lebih tinggi dibandingkan perempuan. Bahkan, indeks literasi perempuan justru mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya.


📊 Literasi Naik, Tapi Tidak untuk Semua

Berdasarkan survei:

  • Laki-laki: naik dari 64,14% (2024) menjadi 67,32% (2025)

  • Perempuan: turun dari 66,75% (2024) menjadi 65,58% (2025)

Menurut OJK, ini menunjukkan adanya kesenjangan pemahaman finansial yang perlu segera diperhatikan, terutama dalam upaya mendorong kesetaraan akses dan pemahaman keuangan di masyarakat.


💳 Inklusi Keuangan: Masih Seimbang

Kabar baiknya, meskipun literasi berbeda, tingkat inklusi keuangan antara laki-laki dan perempuan hampir seimbang:

  • Laki-laki: 80,73%

  • Perempuan: 80,28%

Artinya, akses terhadap layanan keuangan seperti tabungan, asuransi, dan investasi masih cukup merata, walaupun pemahaman pengelolaannya belum tentu sama kuat.


🏙️ Kota Masih Lebih Unggul dari Desa

Survei juga menunjukkan bahwa masyarakat perkotaan lebih unggul dibanding perdesaan:

  • Literasi keuangan di kota: 70,89%

  • Di desa: 59,60%

  • Inklusi keuangan di kota: 83,61%

  • Di desa: 75,70%

Ini jadi pengingat bahwa akses informasi dan edukasi keuangan di daerah perlu terus ditingkatkan.


🎓 Pendidikan Pengaruhi Literasi

Tak heran, semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi pula tingkat pemahaman dan akses keuangan.

Pendidikan Literasi Keuangan Inklusi Keuangan
Perguruan Tinggi 90,63% 99,1%
SMA/Sederajat 79,18% 92,81%
SMP/Sederajat 64,04% 82%
Tidak tamat SD 43,2% 56,95%

👔 Pekerjaan Juga Berpengaruh

Kelompok masyarakat yang sudah bekerja secara aktif umumnya memiliki tingkat literasi dan inklusi yang lebih baik, terutama para pegawai, profesional, dan wirausahawan.

Jenis Pekerjaan Literasi Inklusi
Pegawai/Profesional 85,8% 95,11%
Pensiunan/Purnawirawan 74,11% 100%
Pengusaha/Wiraswasta 73,6% 88,66%
Tidak/Belum Bekerja 49,36% 64,82%
Petani/Nelayan dsb 58–60% 69–74%

🔍 Apa Artinya Buat Kita?

Secara nasional, indeks literasi keuangan tahun ini mencapai 66,46%, sementara inklusi keuangan di angka 80,51% — angka yang lebih baik dibanding tahun lalu.

Namun, OJK mengingatkan bahwa peningkatan ini belum merata. Masih banyak kelompok yang perlu mendapat perhatian khusus agar tidak tertinggal dari sisi pengetahuan dan akses keuangan.


📌 Kesimpulan

Literasi keuangan sangat penting untuk membantu masyarakat membuat keputusan keuangan yang lebih baik. Perbedaan gender, wilayah, pendidikan, hingga pekerjaan ternyata punya pengaruh besar terhadap tingkat pemahaman keuangan.

Yuk, terus belajar dan tingkatkan literasi keuangan kita — bukan hanya demi cuan, tapi juga demi masa depan yang lebih stabil dan sejahtera.

Scroll to Top