602hub.com– Belakangan ini, makin banyak orang yang merasa ‘turun kelas’. Bukan cuma gaya hidup yang berubah, tapi secara ekonomi juga makin terasa berat. PHK di mana-mana, penghasilan stagnan, harga kebutuhan naik — nggak heran kalau jumlah kelas menengah atas di Indonesia ikut menyusut.
Data dari BPS menunjukkan, jumlah penduduk kelas menengah pada 2019 ada sekitar 57 juta orang (21,4% dari populasi). Tapi di 2024, jumlahnya tinggal 47 juta orang (17%). Artinya, ada lebih dari 9 juta orang yang harus turun kelas.
Yang menarik, kelompok kelas menengah rentan justru bertambah, bahkan sekarang jumlahnya hampir separuh penduduk Indonesia. Kondisi ini bikin kita bertanya-tanya: sebenarnya siapa sih yang termasuk kelas menengah atas? Apa saja ciri-cirinya?
Kalau kamu penasaran, yuk simak penjelasannya.
💸 Punya Sisa Uang Setelah Bayar Semua Kebutuhan
Salah satu tanda paling jelas dari kelas menengah atas adalah: masih punya sisa uang setelah memenuhi semua pengeluaran utama, termasuk investasi, dana pensiun, dan tagihan rutin.
Biasanya mereka nggak terlalu panik kalau ada biaya mendadak muncul, karena sudah punya cadangan dana yang cukup. Bahkan, mereka tetap bisa jalan-jalan atau makan di luar tanpa harus merasa bersalah.
🏠 Punya Beragam Aset, Bukan Cuma Tabungan
Kelas menengah atas biasanya nggak cuma punya tabungan. Mereka juga punya investasi di saham, reksa dana, atau properti. Bahkan ada yang punya rumah sewaan yang tiap bulan kasih pemasukan tambahan.
Beberapa dari mereka bahkan sudah bisa melunasi KPR lebih cepat, tanpa harus mengorbankan gaya hidup.
📍 Tinggal di Lokasi yang “Premium”
Ciri lain yang cukup kelihatan: lokasi tempat tinggal. Mereka biasanya tinggal di area yang cukup strategis, nyaman, dan banyak diminati.
Tapi penting dicatat, bukan soal pamer ya. Kelas menengah atas umumnya nggak merasa perlu membandingkan diri dengan orang lain — mereka fokus pada kenyamanan dan keamanan hidup.
😌 Minim Stres Soal Uang
Tagihan datang? Ada biaya tak terduga? Mereka tetap tenang.
Kelas menengah atas nggak gampang panik kalau ada pengeluaran besar mendadak. Karena sudah siap secara mental dan finansial. Hidup jadi lebih tenang karena nggak selalu dihantui soal uang.
🧺 Gaya Hidup Naik Kelas, Tapi Tetap Terkendali
Bukan berarti konsumtif, tapi kelas menengah atas biasanya sudah bisa menikmati hal-hal yang dulu terasa “mahal”, seperti langganan gym, staycation di hotel bintang 4, atau langganan layanan streaming premium.
Intinya, mereka bisa menikmati hidup tanpa harus hidup di luar kemampuan.
🎓 Bisa Biayai Pendidikan Anak Tanpa Utang
Pendidikan adalah salah satu biaya besar dalam hidup. Tapi, kelas menengah atas biasanya sudah siap menghadapi itu. Mereka mampu membiayai sekolah anak bahkan sampai kuliah, tanpa harus gali utang.
Kalau kamu bisa menyekolahkan anak di tempat terbaik tanpa pusing cari pinjaman — bisa jadi kamu sudah masuk kategori ini.
🧓 Peluang Pensiun Dini
Bagi banyak orang, pensiun itu artinya hidup pas-pasan. Tapi buat kelas menengah atas, pensiun dini adalah pilihan yang realistis. Kenapa? Karena mereka sudah punya investasi, tabungan pensiun, dan sumber pendapatan pasif yang cukup menopang hidup tanpa harus kerja terus-terusan.
💼 Punya Lebih dari Satu Sumber Penghasilan
Nggak cuma ngandelin gaji dari kantor. Kelas menengah atas biasanya punya sumber income lain, seperti bisnis sampingan, properti sewaan, atau hasil investasi saham yang kasih dividen rutin.
Diversifikasi pendapatan ini jadi ‘benteng’ keuangan mereka supaya tetap kuat di segala kondisi.
✨ Kesimpulan:
Kelas menengah atas bukan sekadar tentang jumlah uang, tapi tentang kestabilan dan kenyamanan finansial. Mereka punya cadangan, punya rencana, dan bisa menikmati hidup tanpa selalu dihantui soal biaya.
Kalau kamu merasa beberapa poin di atas cocok dengan kondisi kamu sekarang, selamat — mungkin kamu sudah ada di jalur yang tepat menuju kelas menengah atas. Tapi kalau belum, jangan khawatir. Semua orang bisa naik kelas asal tahu caranya, sabar, dan disiplin.