Mojokerto, Jumat – Di antara hiruk-pikuk kehidupan dan derasnya tuntutan pekerjaan, masih ada ruang yang tak pernah hilang dalam hati manusia: ruang untuk peduli. Seperti yang dilakukan oleh para pegawai KPP Pratama Mojokerto setiap Jumat pagi dalam kegiatan bertajuk “Jumat Berkah” — sebuah gerakan kecil, namun bermakna besar.
Pagi itu, ketika sinar matahari baru mulai menyapu jalanan Mojokerto, sekelompok pegawai tampak sibuk mempersiapkan paket sarapan. Tidak di ruangan berpendingin, bukan pula di balik meja kerja — melainkan di atas bak terbuka mobil dinas, mereka membagikan makanan hangat kepada warga yang kerap terabaikan: tukang becak, pemulung, pekerja jalanan, lansia yang hidup sendiri, dan mereka yang menggantungkan harapan pada hari yang sederhana.
Gerakan ini bukan sekadar rutinitas. Bukan pula pencitraan. Tapi panggilan hati untuk menjadi manusia yang lebih peka. Bagi para pegawai KPP Mojokerto, Jumat Berkah adalah momen untuk berhenti sejenak dari angka, regulasi, dan laporan, dan menunduk rendah melihat mereka yang tetap tersenyum meski hidup tak mudah.
“Kami bukan siapa-siapa, tapi kami ingin menjadi bagian dari solusi. Jika sarapan ini bisa memberi semangat satu hari saja untuk mereka, itu sudah cukup bagi kami,” ujar salah satu pegawai yang ikut membagikan makanan.
Semangat guyub, rukun, migunani bukan hanya semboyan kosong di kantor ini. Ia hidup dalam tindakan, dalam kepedulian, dan dalam langkah kaki yang bersedia menyusuri gang, jalan, dan pasar demi menyapa saudara-saudara sebangsa yang mungkin tak pernah masuk dalam statistik.
Kegiatan ini juga menjadi pengingat bahwa bekerja di Direktorat Jenderal Pajak bukan sekadar mengumpulkan penerimaan negara. Tapi juga membangun rasa, merawat empati, dan menjadi bagian dari denyut nadi masyarakat.