KPP Pratama Mojokerto saat ini tengah mencoba melakukan transformasi besar dalam lingkungan kerjanya melalui pendekatan Flexible Workspace. Perubahan ini menandai pergeseran paradigma dari sistem kerja tradisional—yang mengandalkan pembagian ruang kerja secara personal—menuju ruang kerja kolaboratif yang terbuka, dinamis, dan mendukung efisiensi serta kenyamanan kerja pegawai.
Kini, tidak ada lagi meja atau kursi pribadi. Seluruh ruang kerja dirancang agar dapat digunakan bersama, sesuai kebutuhan aktivitas. Pegawai bebas memilih tempat bekerja setiap hari—di area fokus, ruang terbuka, meja kolaborasi, atau zona santai. Hasilnya, komunikasi lintas unit menjadi lebih terbuka, kolaborasi lebih mudah, dan suasana kerja terasa lebih cair dan nyaman.
Transformasi ini semakin relevan karena sistem kerja DJP telah mendukung digitalisasi menyeluruh. Melalui join domain, aplikasi persuratan Satu Kemenkeu, dan penyempurnaan sistem Coretax Administration System, pegawai dapat mengakses sistem dan menjalankan tugas administratif dari perangkat mana saja. Hal ini memberikan fleksibilitas yang nyata dan efisiensi yang tinggi.
Selain itu, budaya kerja DJP juga sudah terbiasa dengan sistem rapat daring. Penggunaan Microsoft Teams sebagai platform resmi sudah memungkinkan koordinasi lintas unit, bahkan lintas wilayah, dilakukan secara efektif. Jika pun dibutuhkan pertemuan tatap muka, hal tersebut dapat dilakukan sesuai kebutuhan, tanpa menjadi keharusan. Ini semakin memperkuat kesiapan organisasi untuk mendukung sistem kerja yang lebih fleksibel dan adaptif.
Melihat kesiapan ini, KPP Pratama Mojokerto mengusulkan sebuah gagasan strategis ke depan: Decentralized Office Concept. Gagasan ini mengajak kita membayangkan sistem kerja di mana pegawai dapat bekerja dari kantor DJP terdekat dengan domisilinya, tanpa harus selalu hadir di kantor asalnya, selama fungsi dan tugas tetap dapat dijalankan secara optimal.
Dengan jaringan 34 Kantor Wilayah, 4 KPP Wajib Pajak Besar, 9 KPP Khusus, 38 KPP Madya, 301 KPP Pratama, dan 204 KP2KP yang tersebar di seluruh Indonesia, peluang untuk menciptakan sistem kerja yang lebih terdistribusi, efisien, dan responsif sangat terbuka lebar.
Jika diterapkan, konsep ini akan memberikan dampak signifikan bagi kesejahteraan pegawai. Studi dari Quarterly Journal of Economics menunjukkan bahwa pegawai yang bekerja lebih dekat dengan rumah memiliki tingkat produktivitas dan kepuasan kerja yang lebih tinggi¹. Penelitian dari UWE Bristol juga menegaskan bahwa perjalanan kerja yang lebih singkat meningkatkan kesehatan mental dan motivasi kerja². Bahkan, Harvard Business Review menyebutkan bahwa kedekatan dengan keluarga dan komunitas memperkuat rasa memiliki dan loyalitas pegawai³.
Dengan kata lain, desentralisasi bukan hanya soal efisiensi fisik, tapi juga bentuk kepedulian terhadap keseimbangan hidup dan keberlanjutan SDM. Ini menjadi penting di tengah tantangan mutasi dan penempatan kerja yang seringkali membuat pegawai harus berpisah dari keluarga inti.
Dari sisi pelayanan, pendekatan ini membuka peluang pelibatan masyarakat lokal sebagai PPNPN atau relawan pajak di Tempat Pelayanan Terpadu (TPT). Dengan pemahaman yang lebih dalam terhadap karakter masyarakat sekitar, pelayanan kepada Wajib Pajak dapat menjadi lebih adaptif, komunikatif, dan humanis.
Tak kalah penting, KPP Pratama Mojokerto juga menghadirkan pendekatan kerja yang menyeimbangkan produktivitas dan kenyamanan. Salah satu inovasi uniknya adalah sungai buatan di dalam kantor. Suara gemericik air terbukti secara ilmiah dapat menurunkan stres, meningkatkan konsentrasi, dan memunculkan kreativitas⁴⁵. Inisiatif ini memperkuat konsep wellbeing at work yang menjadi bagian penting dari organisasi masa kini.
Melalui penerapan Flexible Workspace dan pengusulan Decentralized Office Concept, KPP Pratama Mojokerto berupaya berkontribusi dalam merancang model kerja DJP masa depan—lebih fleksibel, sehat, manusiawi, dan tetap adaptif terhadap kebutuhan organisasi.
Referensi Ilmiah:
¹ Bloom, N., Liang, J., Roberts, J., & Ying, Z. J. (2015). Does working from home work? Evidence from a Chinese experiment. Quarterly Journal of Economics, 130(1), 165–218.
🔗 https://doi.org/10.1093/qje/qju032
² Chatterjee, K., Clark, B., Martin, A., & Davis, A. (2020). The commuting and well-being study. UWE Bristol, UK.
🔗 https://uwe-repository.worktribe.com/output/846716
³ HBR Editors. (2021). To retain employees, give them a sense of purpose and belonging. Harvard Business Review.
🔗 https://hbr.org/2021/08/to-retain-employees-give-them-a-sense-of-purpose-and-belonging
⁴ Alvarsson, J. J., Wiens, S., & Nilsson, M. E. (2010). Stress recovery during exposure to nature sound and environmental noise. Psychological Science, 21(1), 104–110.
🔗 https://doi.org/10.1177/0956797609355632
⁵ Zhang, X., Zhang, Y., & Ma, H. (2018). Effects of nature-based sounds on work attention and stress recovery. Frontiers in Psychology, 9, 2067.
🔗 https://doi.org/10.3389/fpsyg.2018.02067